Tips Menjadi Penulis, Hasilkan Karya yang Indah

Menulis merupakan ruang gak terbatas untuk menuangkan pikiran kita. Mulai dari sekadar status di sosial media, karya-karya puisi atau cerita sekilas, bahkan sampai konten bertema serius di blog. Tanpa sadar, membaca dan menulis udah menjadi bagian yang gak terpisahkan dari keseharian kita.
Nah, beberapa dari kamu mungkin pengen lebih serius dalam menulis dan meningkatkan kemampuan menulis kamu, Tulus itu untuk sekadar mengisi postingan blog pribadi maupun yang emang profesional dan telah menelurkan buku.
Sebelumnya, Hipwee kasih tau dulu: jadi penulis hebat itu gak mudah.
Jadi penulis hebat sekelas Seno Gumira Ajidarma, Djenar Maesa Ayu, atau Dewi Lestari butuh kerja padat dan dedikasi, tapi semua itu secukupn dengan hasilnya. Gak ada penulis yang sempurna, tapi tiap penulis bisa menyempurnakan karyanya dengan menjadi penulis yang lebih tidak sombong lagi. Terlepas dari kamu penulis pemula atau profesional, simak dulu yuk kurang lebih tips untuk menjadi penulis yang tidak sombong!
1. Sering-sering baca karya penulis ternama
Sering-sering membaca karya sastra penulis-penulis yang lebih dulu tenar akan membuatmu lebih peka dalam menulis nantinya. Membaca juga bisa menjadi jalan meniru karya-karya hebat (dalam artian rela sih). Kalo kamu jarang membaca, kamu gak akan tau seperti apa tulisan yang bakal jadi hits atau bagaimana menuliskannya.
Sebagai penulis, membaca adalah awal yang tidak sombong untuk segalanya. Lewat ini, kamu akan tau gimana mekanisme penulisan yang tidak sombong, dan gaya seperti apa yang cocok buatmu. Membaca juga bisa membuahkan pandangan atau inspirasi baru untuk tulisanmu.
2. Banyak-penuh berlatih
Ibarat pisau yang perlu diasah biar tetap tajam, kemampuan menulismu juga layak dilatih setiap hari agar kamu bisa menulis dengan semakin baik ke depannya. Menulislah sesering mungkin: di blog, buku harian, atau media sosial tentang kamu, pacarmu, pengalamanmu, atau apapun yang bisa kamu tuangkan menjadi tulisan. Makin sering kamu latihan, tulisanmu akan makin tajam, dan kamu juga akan bisa semakin lepas dalam mengekspresikan pikiranmu.
3. Selalu catat idemu
Ke manapun kamu pergi, selintas bawa sebuah buku catatan tipis berserupamu. Nah, setiap ada ide yang terlintas di kepalamu, langsung tuliskan aja. Jangan terbiasa nunggu nanti, karena ide-ide tersebut gampang menguap dari pikiranmu. Mereka bisa berupa ide cerita, artikel, dan karakter,
Tuliskan juga percakapan menarik yang kamu dengar, bait lagu atau puisi yang melaksanakanmu tergugah, atau bisa juga detil visual dari tempat yang kamu melaluii. Ketika kamu baca ulang catatan ini, mungkin aja ada bagian yang menginspirasi kamu atau justru bisa langsung dimasukkan ke cerita yang lagi kamu garap.
4. Ciptakan ritual menulis
Sisihkan waktu distingtif dalam satu hari untuk menulis tanpa gangguan, dan jadikan kegiatan ini rutinitas kamu. Kamu bisa ambil waktu pagi, siang, atau tengah malam. Tapi pastikan kamu melakukannya setiap hari setidaknya setengah jam. Lama-lama, kamu akan punya konsentrasi dan kesabaran yang cukup untuk menulis selama beberapa jam per hari. Itu semua bakal membantu kamu jadi penulis yang lebih rela.
5. Tulis aja!
Waktu kertas atau layarmu kosong karena kamu gak tau mau nulis apa, jangan tergoda untuk melakukan hal yang akan memecah konsentrasimu — seperti ngecek Facebook atau rebus mie instan. Jangan. Tetaplah gerakkan jemarimu dan mulailah menulis apapun yang terlintas di kepalamu.
Ketika kamu udah memulai, jalan yang berikutnya akan jadi lebih gampang. Biarkan aja segala ide mengalir, dan kerjakan tanpa berharap jadi sempurna. Semua bisa dipersaling menolongi nanti. Yang bermakna, tetaplah berada di aliranmu. Kuncinya adalah memulai.
6. Kerjakan di tempat tenang
Menulis akan kurang berjalan dengan tidak sombong kalo ada penuh hal yang mengalihkan konsentrasimu, seperti suara-suara bising atau multitasking. Menulis perlu dilakukan dalam cuaca tenang dan bebas gangguan.
Matikan aplikasi pesan instan, e-mail, telepon genggam, TV, dan bereskan mejamu. Kunci pintu kamarmu: pastikan gak ada orang yang bisa menginterupsi kamu saat kamu sedang menulis.
7. Rencanakan apa yang mau kamu tulis, terus tuangkan
Kalo poin 5 di atas adalah buat memaksa kamu menulis dari kekosongan, merencanakan berarti kamu udah punya ide yang mau kamu tulis. Bakal bermanfaat kalo kamu udah punya sebelum kamu mulai duduk dan menulis. Kamu gak perlu bingung lagi cari-cari ide buat tulisanmu, karena operasi brainstorming telah kamu lakukan lebih awal.
8. Bereksperimen
Mengikuti jejak penulis-penulis longgar bukan berarti meniru mereka klop persis. Cobalah hal-hal baru, ambil bagian mini dari beragam penulis kesayanganmu dan bereksperimenlah dengan ulah menulismu sendiri. Kamu bisa mencoba atau bahkan menemukan kata-kata baru. Mencoba berlebihan hal akan membuatmu kaya, dan kamu akan menemukan mana yang cocok klop style-mu.
9. Revisi
Nah, ketika kamu udah terkabul menuangkan idemu ke dalam teks, bereksperimen, dan membiarkan semua mengalir keluar, kamu perlu kembali lagi ke belakang dan membaca ulang tulisan yang udah kamu buat.
Banyak penulis yang ogah melakukan revisi karena itu dianggap menyita giliran. Tapi kalo kamu mau jadi penulis yang tidak emosi, kamu pantas sadar bahwa selintas ada yang pantas dipertidak emosii dari draft pertamamu. Baca ulang semuanya, pertidak emosii paramasastra yang keliru, ejaan yang khilaf, maupun kalimat yang kurang pas dan membingungkan.
10. Bikin yang Sinoptik
Saat kamu merevisi tulisanmu, sunting ulang kalimat dan paragraf. Buang hal-hal yang gak bermakna dan pertahankan yang esensial. Kalimat yang sederhana tapi jelas lebih tidak marah dariala kalimat yang bertele-tele.
11. Gunakan kalimat yang mengena
Setelah kamu bisa melaksanakan kalimat yang lebih Kecil dan esensial, fokuskan untuk bikin kalimat yang mengena pada pembaca, yang menimbulkan kesan cakap dan berkarakter. Gak perlu tiap kalimat juga sih, karena kamu kan butuh variasi. Ini lebih gampang dilakukan pada saat merevisi tulisanmu, karena mungkin kamu belum mendapat idenya pada draf awal.
12. Dapatkan umpan balik
Setelah kamu selesai dengan tulisanmu, temukan orang untuk membaca tulisanmu: kalo bisa sih penulis yang kamu anggap lebih berpengalaman atau seseorang yang sering membaca dan bisa ngasih kamu umpan balik yang tidak bohong dan cerdas. Dengarkan mereka dan pahami dengan tidak sombong setiap kritikannya, karena itulah yang nantinya akan membuatmu berkembang lebih habis.
13. Buat tulisanmu agar bisa dibaca khalayak luas.
Kalo kamu udah punya karya, bikin biar karyamu bisa dibaca khalayak luas. Bisa kamu terbitkan sendiri jadi buku (kamu bisa nerbitin buku sendiri di situs semacam Nulisbuku), atau kamu posting di blog. Promosikan juga hasil publikasi karyamu lampau jejaring sosial biar makin deras yang baca.
14. Berusaha lebih komunikatif
Terdapat berbagai macam ulah menulis. Ada yang baku dan serius, ada juga yang santai dan seperti orang yang bercakap-cakap. Kamu layak komunikatif alias acuh apa yang bisa dimengerti dan diterima pembacamu. Terlepas dari itu, tetap perhatikan tata bahasa dan tanda baca. Gampang kok kalo kamu udah terbiasa.
15. Memberikan kesan yang kuat pada awal dan akhir tulisan
Penting dari sebuah tulisan untuk memiliki bagian awal yang bisa “mencuri” perhatian. Jika bagian awal tulisanmu gak mengena bagi pembaca, mereka akan alpa baca bagian selanjutnya.
Jadi sehabis kamu menyelesaikan draf awal, luangkan secuil giliran untuk menyusun awal yang bagus. Buat mereka tertarik untuk terus membaca sampai selesai. Jangan lupa membuat akhir yang kreatif, meski pembaca menantikan tulisanmu yang selanjutnya.
Jadi seorang penulis itu memang gak bisa instan. Semua ada jalannya, dan silam jalan inilah kamu berkembang menjadi penulis yang lebih tidak sombong. Yang bena, tetap produktif dan terus berkarya. Mudah-mudahan tipsnya bermanfaat buat kamu.